Kamis, 14 Juni 2012

"Islam Memuliakan Wanita"


Rasulullah SAW. membuat empat garis seraya berkata: “Tahukah kalian apakah ini?” Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi SAW. lalu bersabda: “Sesungguhnya wanita ahli surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad SAW., Maryam binti ‘Imron, dan Asiyah binti Mazahi.” (Mustadrak Ash Shahihain 2:497).
Sabda Rasulullah SAW. yang lain:
“Takutlah kepada Allah dan hormatilah kaum wanita.” (H.R. Muslim).
Itulah sebagai tanda cinta Islam kepada wanita. Islam memuliakan wanita, dan menempatkannya dalam kedudukan yang terhormat. Kita tahu, bahwa wanita itu makhluk yang lemah dan rentan terhadap tindak kejahatan.
Pelecehan seksual kerap mendera kaum wanita. Namun kita juga sering dibuat aneh dengan sikap wanita di jaman sekarang ini. Berlindung di balik kedok emansipasi, kaum wanita malah membuat peluang untuk dilecehkan. Karena menginginkan peran ganda dalam kehidupannya dan ingin bersaing dengan laki-laki, akhirnya mereka sendiri yang kedodoran menahan gempuran pelecehan seksual yang jelas membahayakan kesucian dan kehormatan dirinya.
Dalam masyarakat kapitalis, wanita sudah dijadikan komoditas yang diperjual-belikan. Mereka dijadikan sumber tenaga kerja yang murah dan dieksploitasi untuk menjual barang. Dan ini telah banyak memakan korban dan merendahkan martabat wanita yang dalam Islam sangat dihormati. Wal hasil, emansipasi yang sebenarnya mengangkat wanita dari perbudakan dan dominasi kaum pria, malah membuatnya semakin amburadul.
Islam sangat menjunjung kehormatan dan kesucian kaum wanita. Terbukti, suatu ketika seorang muslimah di kota Amuria—terletak antara wilayah Irak dan Syam—berteriak meminta pertolongan karena kehormatannya dinodai oleh seorang pembesar Romawi.  Teriakan itu ternyata “terdengar” oleh Khalifah Mu’tashim, pemimpin umat Islam saat itu. Kontan saja ia mengerahkan tentaranya untuk membalas pelecehan tersebut. Dan bukan saja sang pejabat nekat itu, tapi kerajaan Romawi langsung digempur. Sedemikian besarnya tentara kaum muslimin hingga diriwiyatkan, “kepala” pasukan sudah berada di Amuria sedangkan “ekornya” berakhir di Baghdad, bahkan masih banyak tentara yang ingin berperang. Fantastis! Dan untuk membayar penghinaan tersebut 30.000 tentara musuh tewas dan 30.000 lainnya menjadi pesakitan.
Kondisi itu sangat berbeda dengan sekarang, selain memang sistemnya tidak mendukung untuk memuliakan wanita, wanitanya sendiri malah memberi peluang pria untuk mengotori kesucian dan meruntuhkan kehormatannya. Jutaan wanita yang masih betah mengumbar auratnya ketika keluar rumah. Yang secara fakta memang menjadi faktor pemicu terjadinya pelecehan seksual.
Kita bisa mengambil hikmah dari perlakuan Islam terhadap kaum wanita ini. Lapangan pekerjaan wanita yang banyak di rumah, bukan berarti Islam mengucilkan dan merendahkan wanita, tapi justru memuliakannya. Bekerja di luar rumah bukan berarti tidak boleh. Mubah saja selama jenis pekerjaannya sesuai kodrat dan tidak membahayakan kesucian dan kehormatan dirinya. Namun, bila jenis pekerjaannya kemudian menuntut perannya yang besar hingga melupakan kewajiban rumah tangganya, maka tentu saja tidak dibenarkan. Apalagi sampai mengancam kesucian dan merendahkan kehormatannya sebagai wanita.
Dengan demikian, memang hanya dengan bercermin kepada Islam semuanya akan beres, dan kaum wanita bisa meneladani pribadi-pribadi wanita terhormat dalam hadits di atas. Dan tentu saja hanya dengan penerapan Islam sebagai aqidah dan syariat dalam mengatur kehidupan yang bakal menuntaskan berbagai problem masyarakat saat ini. n

By: Solihin


Kamis, 07 Juni 2012

"CATATAN SEMANGAT BUAT CALON BIDAN"

"Profesional itu sering kita lekatkan pada sesuatu yang ahli dan melebihi standar. Jadi simpelnya nih, kalau kita berbuat sesuatu dengan standar lebih tinggi maka kita bisa mengarah ke perilaku yang lebih profesional. Siapapun bisa punya perilaku profesional."

Mahasiswa yang rajin belajar, dan akhirnya bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu merupakan perilaku profesional dari seorang mahasiswa. Bidan yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan serta etika yang melebihi standar, bisa dikatakan profesional. Tapi semua itu berawal dari diri kita sendiri….

*Jangan remehkan hal-hal kecil
Kadang-kadang kita menganggap remeh hal-hal yang kecil, padahal yang membuat kita terjatuh biasanya adalah hal-hal kecil itu. Coba deh inget-inget lagi, kalau jalan kaki dan tersandung batu trus jatuh, biasanya batu besar atau batu kecil???…Nah dari situ kita belajar buat menghormati diri dan mencintai diri kita dari hal-hal yang kecil dulu. Dari hal yang kecil kita sudah profesional, tunggu aja saatnya kita juga akan profesional di bidang yang lebih besar. Tentunya yang menentukan adalah seberapa keras usaha kita buat merubahnya…

*Love yourself and be yourself
Misalnya nih, masih inget nggak..satu hari berapa kali jadwalnya mandi. 2 kali masih normal, kalau cuma sekali kebangetan…pantas aja badan kamu jadi sarang kuman dan akhirnya timbul gatal-gatal, itu artinya we aren’t love our self. Trus sikat gigi berapa kali sehari, sebaiknya sih minimal 3 kali, selain menjaga kualitas gigi, nafas kamu juga terjaga keharumannya. Kecuali kamu makan patay n jengki everyday…mau di gosok pake abu gosok juga nafas masih bau. Penting banget kualitas gigi di perhatiin, kalau kamu jadi pembicara atau sedang presentase seminar..trus disela-sela gigi kamu ada cabai tumisan yang baru dimakan, wah…..kebayang dong, performance kamu yang prima pun jadi ketutup karena accident cabay nempel di gigi. Jadi gak profesional kelihatannya. Badan, baju, rambut, plus assesoris juga harus di jaga kebersihannya. Supaya terhindar dari bau-bau yang tidak diinginkan.
Kalau mulai sekarang kita tidak menyayangi diri kita, maka penyakitlah yang akan datang, sakit adalah tamu yang kita undang sendiri dan mempersilahkannya masuk, kita beri makan dan kita beri tumpangan tidur gratiss…padahal tamu itu akan merusak barang-barang berharga kita.
Menjadi diri sendiri adalah yang terbaik, tapi kita perlu juga mengimitasi orang lain agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Kita tidak ditakdirkan untuk menjadi lemah, kita semua manusia hebat dan tidak ada yang diciptakan untuk menjadi bodoh…hanya saja, kehebatan kita dan kualitas diri kita tergantung dari seberapa keras usaha kita.

*Punya fisik yang kuat dan mental yang baik
Posture tubuh kamu yang sudah baik jangan di buat jelek dengan cara berdiri kamu yang tidak baik, misalnya punggung bungkuk atau perut dan bagian tubuh bawah perut kamu yang lebih kamu tonjolin ke depan. Berdiri tegak lebih baik. Duduk juga jangan dibiasain selonjor di kursi (terutama kalau lagi ada kuliah, rapat atau situasi yang melibatkan orang banyak) kecuali judulnya memang lagi istirahat. Cara berjalan juga penting kamu perhatikan. Repot ya…tapi itu semua penting, bukan karena kita pengen tampak profesional tapi karena kita cinta dengan diri kita dan pastinya baik untuk kesehatan kita.
Fisik yang baik tanpa mental yang baik sepertinya tidak seimbang. Mental yang baik menunjang fisik yang baik pula. Hati yang tidak baik pasti tercermin dari perilaku dan sikap yang tidak baik pula. Jadi hati yang baik dengan berpositive thingking, feeling good, excited, baik hati, bahagia, simpati, empati, bersemangat merupakan energi yang harus kita pupuk dan kita tanamkan di diri kita masing-masing. Pernah lihat gak temen kamu yang sifatnya jelek banget, suka menjelek-jelekkan orang lain…senengnya buat orang lain susah (sms= senang melihat orang susah), tidak bisa melihat orang lain lebih baik, bahkan dalam berbicara juga sering menyakitkan hati dan telinga. Itu ciri-ciri yang nyata tidak ketidak-profesionalan. Ntar kalau lama-lama bersemayam dalam diri kita maka sifat itu akan menjadi ular berbisa yang akan memakan organ tubuh kita, akhirnya datang penyakit yang aneh-aneh. Padahal dikala kita tidak mampu memberi materi dan apapun lagi, hanya kata-kata baik dan senyumlah yang bisa menjadi pahala sedekah kita, apa coba yang menjadi bekal kita di masa setelah dunia…
Bahkan sifat jelek itu bisa menular ke profesi kita kelak nantinya. Ngerasa nggak, kalau ternyata sesama bidan masih kurang kerjasamanya, masih suka menjelek-jelekkan sesama profesi. Contoh gampangnya nih…kalau ada pasien A mengadu ke Bidan A mengenai perilaku jelek bidan B, biasanya kita ikut-ikutan memojokkan teman kita itu. Tidak semua bidan pastinya. Tapi masih banyak kita temui. Coba kita intip profesi Dokter, mereka kuat dalam menjaga ikatan profesinya…

*Kehidupan adalah milik kita
Kita sering tergantung pada orang lain, bahkan membiarkan hidup kita diatur oleh orang lain. Kehidupan merupakan hak otonomi masing-masing pribadi, alangkah indahnya bila kita bisa menjalani kehidupan tapi juga menikmati kehidupan yang indah ini. Kehidupan kita adalah kita yang menentukan, seperti menyetir mobil, kalau kita mengarahkan mobil itu ke jurang, maka masuk juranglah kita. Kalau kita membawanya kepada kebaikan maka baiklah kita. Yang menguatkan diri kita juga kita sendiri, maka kuatkanlah diri dengan berbicara hanya yang baik, terutama tentang diri kita.
Contohnya kita sering bilang ke diri sendiri dan orang lain, “aku jelek, aku nggak pinter, aku bego”, dan memang itulah yang terjadi, karena perkataan adalah Doa yang akan dikabulkan Tuhan bila kita sering memintanya. Maka jeleklah kita selamanya, bego lah kita seterusnya. Dan kita menyalahkan Tuhan juga kehidupan. Padahal kita sendiri yang memintanya, aneh kan..???
Coba kita ganti kata-katanya “aku cantik pastinya, liat saja nanti atau aku akan pintar..tunggu saja waktunya”, nah lebih menarik kan?? Karena usaha yang kita lakukan pasti tercermin dari kata-kata yang selalu kita ucapkan..

*Hidup adalah hari ini
Kadang bahkan sering kita menyepelekan hari ini, padahal kehidupan kita adalah hari ini, bukan masa lalu dan hanya 50% untuk besok. Belum tentu kita akan hidup sampai sepanjang waktu yang kita pikirkan, bisa saja hari ini kita dipanggil Tuhan, atau besok, lusa atau mungkin 100 tahun lagi. Nah, kalau hidup sedemikian singkat dan tak terduga, bijak rasanya kalau kita mncermati kembali tentang apa yang sudah kita perbuat untuk diri kita, keluarga kita, masyarakat bahkan bangsa dan negara kita yang tercinta ini…….

*Lakukan yang terbaik
Sering kita melakukan sesuatu bukan kemampuan terbaik kita, apakah kita pernah terpikir bahwa kesempatan itu jarang datang 2 kali. Selalu kita baru melakukan yang terbaik dari kita di kesempatan yang kedua. Gunakan energi kita untuk melakukan yang terbaik setiap saat. Hasilnya pasti akan tak terduga…..
Memang susah ya….. Tapi kita semua sama-sama belajar. Sekarang ini orang membutuhkan idola yang bisa menjadi contoh tauladan, karena memang kita sekarang sudah kekurangan tokoh idola yang baik. Nah, kebetulan profesi kita (midwife) merupakan profesi yang sangat bersentuhan dengan orang banyak, maka wajar bila setiap gerak-gerik kita layaknya selebriti lokal selalu akan diikuti perkembangannya oleh orang lain. Maka, inilah kesempatan kita untuk bisa menjadi contoh yang baik dan menularkan virus-virus sikap dan perilaku yang baik bagi orang disekitar. 

"Sebuah kepercayaan yang luar biasa diberikan Tuhan buat kita bila kita bermanfaat bagi orang lain…"
Keep Istiqomah and Smile 
^_^